"Adalah Gubuk reyot yang beratapkan tujuh lapis langit beralaskan tujuh lapis bumi; Adalah seorang pejalan, perlayan, dan perindu yang pendosa; I am a terrible person filled with bad characteristics; Adalah aku yang tiada, tanpa Aku; Adalah aku yang miskin, tanpa Aku; Adalah pembela Nabi Muhammad saw pecinta beliau saw dan merindukan perjumpaan dengan beliau saw "

Sunday 27 December 2009

Berita Kepada Kawan

Berita Kepada Kawan

oleh: Agung Prastowo

Siang yang murung menyembunyikan cerahnya, selimut kelam awan hitam datang di wilayahku. Tak disangka hari-hari terasa begitu cepatnya menelanjangi diri, meraih mimpi. Akan tetapi semua itu adalah sebuah perjalanan dimana aku harus jalani dengan pasti. Awal sebuah kepemimpinan dalam suatu organisasi dimana mimpi-mimpiku ada didalamnya, entah masih tersisa atau tidak tapi yang jelas kepastian itu telah datang dan semua mengetahuinya siapa, apa, dan bagaimana aku ini sebenarnya. Organisasi dimana aku sulit membedakan antara pemenang dan pecundang, aku heran ketika awal kepengurusanku di sini, aku yakin itu akan kujalani dengan susunan setrategi yang begitu rapinya. Sampai-sampai seiring perjalanan waktu, yang menampakkan kekejamannya kepada ku, semua itu, bagai karang yang diterjang ganasnya ombak dilautan. Aku kedinginan ditengah bebatuan, tepi laut yang menampakan kesendiriannya, aku.

Suatu saat dalam menjalani kisah itu, aku merasa dihimpit, batu karang yang besar, dihantam, ganasnya gelombang, disambar petir berulang-ulang, dan hujan datang di tepi pantai yang mencekam. Aku sendirian menghadapi semua itu. Aku bimbang dalam kesendirian, aku butuh kawan. Satu, dua, tiga kawan tak juga ku temui sampai-sampai aku tertelan dalam pencarian kawan tuk jadi teman, seolah patih dalam membangun dan memperjuangkan organisasi ini. Semua yang kulakukan memiliki resiko yang besar, dan keputusan itu ada pada kepalan tanganku. Disamping aku memegang palu keputusan, aku juga memmbawa neraca keadilan, palu sebelah kanan, neraca keadilan sebelah kiri. Akan tetapi, sungguh disayangkan, aku tuli akan semua itu. Aku tak dapat mendenar suara-suara hati yang berhari-hari telah menjadi teman sejati bagi ku, yang ada hanyalah keinginan untuk segera menyeleseikan urusan-urusan dalam kepemimpinanku ini. Perasaan itu yang mendorongku untuk egois, sikap buruk lainnya, serta ambisi untuk segera,segera, dan segera melewatinya sendirian, tanpa kawan.

Akankah semua itu akan berulang?. Aku pikir cukup aku saja yang merasakan, karena itu semua asam bahkan pahit. Aku begitu sulit memutuskan, sampai aku mengorbankan progam kerja yang lama kelamaan adalah beban. Aku tak habis pikir, progam kerja yang disusun dengan matang, tapi berubah menjadi beban yang mencekik sampai ketulang, sampai aku harus mengorbankannya untuk kebijakan yang diputuskan. Ternyata kebijakan itu pun tak seimbang, ketika ku takar dengan neraca yang ku tenteng ditangan kiriku.

Sungguh benar, benar, benar, sungguh, rencana sekenario Sang Pencipta sungguh-sungguh mempesona pada akhirnya, Allah menujukkan semua itu tepat setelah pergantian kepengurusan dalam organisasi ini. Subhanallah, Maha Suci Allah yang mengatur segala urusan hambanya.

Masa lalu biarlah berlalu, sekarang biarlah, aku usahakan semaksimal mungkin tuk kebahagiaan masa datang, masa datang jangan mengulangi masa lalu yang kelam, usahakan menjadi pribadi yang menawan. Teringat ketika waktu itu, aku menganalogikan aku sedang berjalan dipantai yang mencekam berjalan di atas batu karang yang tajam, berjalan sendirian, dan akhirnya sekarang aku memiliki kawan. Sungguh kalau dipikir-pikir semua itu terlambat, mengapa enggag waktu itu saja, waktu benar, benar aku membutuhkan kawan tuk membantu perjuangan panjang yang beresiko besar, dan suram,( kalo dilihat dari luar, padahal didalam terang benderang), sahabat, itu datang di akhir perjalanan. Penyesalan itu di jawab langsung oleh Allah dengan menujukkan hasil masnisnya perjuangan waktu itu. Semua oleh Allah diatur dan indah pada akhirnya. Aku sadar, sadar, sadar, dan benar-benar sadar, akan kesalahan aku waktu itu, aku salah, aku salah, aku salah, dalam mengambil keputusan dan akhirnya aku menyesal. Apa yang telah aku lakukan selama ini, ternyata mengecewakanmu kawan. Penyesalan diakhir, aku minta maaf pada kawan-kawanku di organisasi ini, aku telah membuat kalian terluka. Mengecewakan kawanku semua. Semoga kawaku sekalian dapat memaafkan aku ini. Sejalan dengan kejadian ini, Allah langsung membukakan hijab yang ada dikedua mata ku, aku langsung mengetahui dan melihat dengan jelas betapa membaranya semangat kalian, kawanku semua tuk memajukan organisasi ini, khususnya dakwah yang menjadi cita-cita perjuangan kalian. Sungguh kawan, aku melihat itu ada pada diri kalian. Jaga dan tetap berpegangan tangan, bergandengan, kawan, pada tali ukuwah yang membentang panjang. Ukuwah islamiah, jalin dan semangat membaramu kawan, wujudkan dan jadikan sejarah baru untuk perjuangan dakwah, organisasi ini.

Akhirnya kesepian yang mencekam di pinggir pantai yang suram itu, sekarang berubah menjadi keramaian yang banyak kawan, cerah setelah gerimis datang, dihiasi pelangi yang tersenyum menyambut kebahagiaan wajah-wajah kawanku, dulu suram kini telah tenggelam bersama surya dibarat, yang mulai menelan kesepian. Malam pun datang kawan, waktunya tuk memulihkan energi kehidupan, untuk perjuangan panjang dan mungkin lebih mencekam dari malam-malam sebelumnya. Akan tetapi, malam ini beda kawan, malam ini adalah malam panjang, dimana titik tolak perjuangan akan segera datang, dengan semangat yang membara, dan ketangguhan iman. Karena Allah bersama kita kawan. Yakinlah tanamkan pada jiwa kalian yang terdalam, akan kebenaran ini.

Aku berpesan pada kawanku semua, ketika kalian lelah dalam perjuangan ini, bacalah tulisan ini. Insyaallah, lelah kalian akan berubah menjadi senyuman panjang. Yakinlah dan percayalah. Pertolongan Allah pasti datang, pasti.

Lorong Bawah Langit@SemutAnkrang